Senin, 28 Desember 2015

Makalah Islam dan Kebudayaan Jawa Dosen pengampu M. Rikza Chamami, M.S.I.

MAKALAH
INTERRELASI NILAI JAWA DAN ISLAM DALAM ASPEK ARSITEKTUR
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah
Islam dan Kebudayaan Jawa
yang diampu oleh: M. Rikza Chamami, MSI

M. Ismail Kurniawan
123611023
Dewi Aisyah
133611003
Zakiyyatul Miskiyyah
133611075

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
TAHUN 2015













BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kata arsitektur berasal dari bahasa Yunani, yaitu architekton yang terbentuk dari dua suku kata, yakni arkhe yang bermakna asli, awal, otentik, dan tektoo yang bermakna berdiri stabil,dan kokoh. Arsitektur islam adalah ilmu dan seni merancang bangunan,kumpulan bangunan, struktur lain yang fungsional dan dirancang berdasarkan kaidahestetika islam.
Arsitektur tradisional jawa merupakan bagian dari kebudayaan jawa yang terkait erat dengan norma-norma adat istiadat dan pengaruh kepercayaan kuno “kejawen” serta dijiwai sebagai tradisi sebagaian masyarakatnya. Dibandingkan wilayah budaya lainnya,bagi orang jawa tata nilai jawa dan dan norma-norma adat sangat menonjol. Masih kuatnya kepercayaan kuno, ditambah kuatnya pengaruh budaya hindu,tidak bisa di abaikan begitu saja. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas interelasi nilai jawa dan islam pada aspek arsitektur.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah arsitektur dalam islam?
2.      Apa saja macam-macam arsitektur budaya jawa?
3.      Bagaimana interrelasinialai jawa dan islam pada aspek-aspek arsitektur?











BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Arsitektur dalam Islam.
Dalam sejarah peradapanislam,masjid dianggap sebagai cikal bakal arsitektur dalam islam,yakni dengan dibangunnya masjid Quba oleh Rasullulah SAW sebagai masjid pertama.[1]
Masjid Quba merupakan karya sepontan dari masyarakat muslim di Madinah pada masa itu.bangunan masjid Quba disebut oleh para ahli sebagai masjid arab asli[2]. Arsitektur bangunan ini adalah lapangan terbuka sebagai intinya dan penempatan mimbar pada sisi dinding arah kiblat,serta di tengah-tengah lapangan telah terdapat sumber air untuk tujuan bersuci. Masjid Quba telah menampilkan dasar pola arsitektur masjid yang lebih mengedepankan makna dan fungsi minimal yang harus terpenuhi dalam sebuah bangunan masjid, yakni adanya tempat yang lapang untuk tempat berkumpul umat melaksanakan ibadah.
Bentuk bangunan dengan corak bangunan ini kemudian dijadikan dasar dalam pembangunan masjid diberbagai wilayah islam. Dan masjid Quba sendiri telah mengalami penonjolan dinding pada arah kiblat, penambahan kubah diatas lapangan,perubahan tanah yang semula menjadi alaslangsung pada dasar masjid menjadi lantai baru. Perubahan masjid juga terjadi pada masjid di Jawa dan juga dibeberapa belahan dunia.
Diberbagai tempat dimana islam tumbuh,masjid telah menjadi bangunan yangsangat penting dalam syiar islam. Masjid dijadikan sebagai sarana penanaman budaya islam sehingga dalam pengrtian ini terjadilah pertemuan dua unsur kebudayaan,yaknikenudayaan oleh para penyebar islam yang terpatri oleh ajaran islam dan kebudayaan lama yangtelah dimiliki oleh masyarakat setempat. Disinilah terjadi asimilasi yang merupakan keterpaduan antara kecerdasan kekuatan watak yang disertai oleh spirit islam yang kemudian yang memunculkan kebudayaan baru yang kreatif,yang menandakan kemajuan pemikirkan dan peradapannaya. Oleh karenanya keragaman bentuk arsitektur masjid jika dilihat dari satu sisi merupakan pengayaan terhadap khasanah arsitektur islam,pada sisi yang lain arsitektur masjid yang benuansa local secara psikologis telah mendekatkan masyarakat setempat pada islam.
Masjid sebagai arsitektur islam merupakan manifestasi keyakinan agama seseorang. Oleh karenanya tampilan arsitektur islam lagi hanya ada pada masjid, tapi telah tampil dalam bentuk karya fisik yang lebih luas.

B.     Macam-macam ArsitekturBudayaJawa
1.      Masjid
Marupakan tempat orang muslim beribadat dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Masjid juga sebagai tempat orang muslim beri’tikaf,membersihkandiri,menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaam sehingga terpelihara kesinambungan jiwa dan raga serta kepribadian.[3]
Diberbagai tempat dimana islam tumbuh,masjid telah menjadi bangunan yang sangat penting dalam syiar islam. Masjid dijadikan sebagai sarana penanaman budaya islam sehingga dalam pengrtian ini terjadilah pertemuan dua unsur kebudayaan,yaknikenudayaan oleh para penyebar islam yang terpatri oleh ajaran islam dan kebudayaan lama yangtelah dimiliki oleh masyarakat setempat. Disinilah terjadi asimilasi yang merupakan keterpaduan antara kecerdasan kekuatan watak yang disertai oleh spirit islam yang kemudian yang memunculkan kebudayaan baru yang kreatif,yang menandakan kemajuan pemikirkan dan peradapannaya. Oleh karenanya keragaman bentuk arsitektur masjid jika dilihat dari satu sisi merupakan pengayaan terhadap khasanah arsitektur islam,pada sisi yang lain arsitektur masjid yang benuansa local secara psikologis telah mendekatkan masyarakat setempat pada islam.

2.      Bentuk pokok rumah jawa.
Arsitektur tradisional jawa mengandung abstraksi hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Mulai dari dasar-dasar bangunan ban bahan-nahanbangunan yang dipakai untuk rumah bagi raja dan bangsawan, juga bagi rakyat biasa. Orang jawa bahkan masih menghitung waktu yang tepat untuk selametan rumah yang baru.
Bentuk pokok rumah tradisional jawa ada 5 jenis,yaitu:
a)      Panggangpr’, ialah bentuk dasar persegi-4 yang paling sederhana.
b)      Kampong ialah bentuk rumah dengan atap pelana dengan jumlah tiang 4,6,8 saka.
c)      Limasan, bentuk rumah dengan konstuksi atap dilengkapi 4 jurai. Jumlah tiang muali dari 4 saka sehingga tak terbatas,tergantug luas bangunan.
d)     Tajuk, ialah bentuk dengan konstruksi atap runcing manyatukan empat jurai, tiangnya berjumlah empat saka.bentuk tajuk umumnya digunakan untuk bangunan masjid atau cungkup makam.
e)      Joglo, ialah bentuk rumah terbesar dengan konstruksi atap bertingkat-tingkat. Bentuk joglo merupakan perkembangan darilimasan yang dirasakan trlalu sederhana. Rumah joglo memiliki konstruksi yang paling rumit sekaligus paling indah. Kosntruksi atap rumah joglo, ialah atap terbesar dengan steruktur atap bertingkat. Bagian puncak atapnya meninggi dengan sudut 70. Struktur ini dipotong 4 tiang besar, yang disebut soko joglo guru.[4]
Rumah joglo dianggap sebagai tipe ideal rumah jawa teradisional.Karena ssusunanruangnnya lebih lengkap disbanding dengan ketiga bentuk rumah lainnya.rumah joglo terdiri atas beberapa rumah bangunan dengan bentuk atap yang berbeda-beda. Tata ruangnya terdiri dari tiga ruang bagian pokok,yaitu:
·         Pendopo: bangunan tempat pertemuan yang bersifat umum.
·         Pringgitan: ruang tengah tempat pentas wayang (ringgit = wayang).
·         Dalem: bangunan tempat keluarga yang bersifat pribadi, dimana terdapat tiga sentong(kamar) yang disebut sentong kiri(kiwo), sentong tengah, dan sentong kanan(tengen).[5]
Denah rumah umumnya mengambil bentuk dasar busur sangkar dan persegi empat.Denah rumah masih kuat dipengaruhi adat istiadat, budaya dan kepercayaan setempat.Denah dan susunan ruang pun berkaitan dengan pola hidup yang dianut menjadi ciri masyarakatnya.
Bagian utama rumah joglo:
soko guru,adalahempat buah tiang utama yang menjadi kekuatan pokok dalam konstruksi bangunan rumah tradisional jawa berbentuk joglo. Soko berarti tiang penyangga, sedangkan guru sebagai pedoman atau panutan.Soko guru merupakan inti bangunan rumah joglo. Secara filosofis, soko guru mengandung makna simbolis yang melukiskan 4 sumber kehidupan manusia, yaitu air, tanah, api, angina.keempat unsur itu merupakan unsur badaniah yang mempengaruhi hidup manusia. Selain itu empat unsur tersebut juga bersifat kejiwaan, yakni empat jenis nafsu yang menguasai jiwa manusia.
Keempat nafsu itu dilambangkan dalam empat warna, yaitu merah, hitam, kuning dan putih.(merah = amarah, hitam =nafsu badaniah, kuning = nafsu berkuasa, hitam = kesucian).
Sentongtengah,adalah rumah terpenting dalam rumah jawa asli dimana ruang ini merupakan manifestasi kehadiran tuhan YME dalam rumah. Dalam ruang ini dilaksanakan pemujaan dan sesajian kepada dewi sri sebagai simbul kesuburan. Dewi Sri istri Dewa Wisnu dalam agama hindu dikenal sebagai Dewi Padi atau Dewi kesuburan. Karena berfungsi untuk menyimpan hasil padi, maka sentong tengah disebut patenan atau pedaringan.
3.      Makam .
Di jawa mrupakan salah satu tempat yang dianggap sacral, bahkan sebagian cenderung dikramatkan.Dilihat dari corak arsitekturnya terdapat beberapa bentuk.Ada yang sederhana dengan ditandai batunisan saja, seperti makan Fatimah Binti Maimun 1419. Ada pula yang diberi cungkup dan diberi hiasan-hiasan dan kelambu seperti makam suman kudus, Raden Patah dan Sunan kalijaga di Demak,sunan Muria, sunan Giri , sunan Ampel da nada pula yang di Kijing[6].    
Makam pada budaya jawa biasanya disimbulkan dengan batu nisan sebagai penandaan orang yang dikebumikan pada makam tersebut. Macam-macam batu nisan pun berbeda,dari orang yang dianggap biasa sampai orang yang dinggap mempunyai peran penting disuatu daerah tersebut. Orang orang penting atau terhormat didirikan rumah yang indah dan megah.
4.      Tata ruang kota islam.
Tata ruang kota di Jawa pasca kerajaan hindu jawa, menggunakan tata ruang yang berladaskan pada filosofi jawa yang muatan isinya memakai konsep islam. Yaitu dengan menempatkan keraton, masjid, pasar dan penjara dalam satu komunitas bangunan yang berpusat pada alun-alun.Penataan seperti ini sampai sekarang masih kita lihat. Dimana hamper semua kota di jawa yang dibangaun pada kerajaan islam, pusat pemerintahannya senantiasa berada di pusat kota yang terdapat alun-alun didepannya, masjid di sebelah barat, penjara dan pasar berada disekitarnya.[7]

C.    Interrelasi Nilai Jawa dan Islam pada Aspek Arsitektur
Interrelasi Islam Jawa sebenarnya sudah dapat dilihat dari awal mula Islam masuk di tanah Jawa, karena penyebaran Islam di Jawa dilakukan menggunakan seni arsitekturnya.Seni arsitektur tersebut yaitu berupa masjid.Sebelum Islam masuk di Jawa, masayarakat Jawa telah mempunyai kemampuan dalam seni arsitektur.  Mereka mencipkan karya tersebut dengan menjiwai nilai Jawa asli maupun Jawa yang telah dipengaruhi oleh Hindu-Budha, misalnya adanya candi, keraton, benteng, makam, meru, rumah joglo, relief pada gapura, tata ruang desa atau kota yang memiliki konsep hiasan tokoh wayang, dan padepokan.
Oleh karena itu, supaya Islam dapat diterima di Jawa dengan tidak menghapuskan karya arsitektur masyarakat Jawa yang sudah ada sejak lama. Maka, Islam memunculkan kreativitas baru yang merupakan hasil asimilasi dua kebudayaan dan sekaligus sebagai pengakuan akan keberadaan keunggulan muslim Jawa dalam arsitektur.Berikutinterrelasi tersebut:
1.      Interrelasi nilai Jawa dan Islam pada arsitektur masjid
Interrelasi nilai Jawa dan Islam pada arsitektur masjid itu ditunjukkan dengan adanya menara yang menyerupai meru (salah satu jenis tempat pemujaan untuk Istadewata, bhatara- bhatari yang melambangkan gunung Mahameru) pada bangunan Hindu. Sedangkan kata menara itu sendiri berasal dari kata manara, ma itu menunjukkan arti tempat dan nar itu mempunyai arti api atau nur (bahaya) atau tempat menaruh api atau cahaya di atas. Akan tetapi menara itu digunakan untuk mengumandangkan adzan guna menyeru orang untuk melaksanakan Sholat. Menurut SugengHaryadi mengatakan dalam pandangan sufi bahwa menaru yaitu suatu bangunan yang puncaknya digunakan untuk memancarkan cahaya Allah SWT dalam hal ini maksudnya agama Islam. [8]
Masjid al-Aqsa didirikan pada tahun 1549 M tahun 956 Hijriah yang terletak di Kudus Jawa Tengah mempunyai bangunan menara yang digunakan untuk mengumandangkan adzan. Menara tersebut di bangun oleh Sunan Kudus yaitu Ja’farShodiq.Masjid ini mempunyai ciri khas tersendiri yaitu adanya menara yang menyerupai meru pada bangunan Hindu.Tidak hanya itu, masjid tersebut mempunyai lawang kembar pada bangunan utama masjid dan pintu gapura serta pagar yang bercorak Hindu berupa susunan bata merah tanpa perekat seperti bentuk bangunan kori pada kedhaton kerajaan Hindu.
Bentuk menara Kudus tersebut untuk menarik simpati masyarakat Hindu pada waktu itu supaya memeluk agama Islam. Menurut Folklore keyakinan akan kedidagyaan Sunan Kudus sebagai penyebar agama Islam, dimana bangunan menara Kudus tersebut dipercaya dibangun oleh Sunan Kudus dalam waktu semalam dan dibuat dari bata merah yang terbungkus oleh sapu tangan berasal dari Makkah atau ada yang mengatakan dari Baitul Maqdis Palestina.
Selain masjid al-aqsa Kudus, bentuk masjid bercorak jawa lainnya adalah atapnya yang bertingkat dua, tiga, lima, atau lebih dan pondasi persegi. Pondasi yang  persegi ini sisinya tepat berada pada arah mata angin. Selain itu soko gurunya membentuk sebuah persegi.Ciri khas dari mimbar masjid adalah ukiran teratai, mustaka atau memolo.Di sebelah Timur terdapat pintu masuk dan diperluas dengan adanya serambi. Di tengah-tengah tembok sebelah barat ada bangunan menonjol untuk mihrab yang berbentuk lengkung pola kalamaraka, dan dibagian selatan ada bangunan tambahan yang dihubungkan dengan  jendela pintu kebagian dalam yang sering disebut dengan pawestren (karma) atau pangwadon (Ngoko), yaitu tempat sholat yang dikhususkan untuk wanita dan maksura yang merupakan tempat khusus untuk raja atau sultan pada waktu sholat Jumat. Pawestren di Kudus Kulon terleetak di sebelah utara masjid bukan sebelah selatan.
Bentuk bangunan masjid dengan model atas tingkat tiga diterjemahkan sebagai lambang keislaman seseorang yang ditopang oleh tiga aspek, yaitu Iman, Islam dan Ihsan.Adapun Nurcholis Madjid menafsirkannya sebagai lambang tiga jenjang penghayatan keagamaan manusia yaitu tingkat dasar (purwa), menengah (madya) dan tingkat akhir yang maju dan tinggi (wusana), yang sejajar dengan jenjang vertikal Islam, Iman, dan Ihsan.Selain itu dianggap pula sejajar dengan syari'at, thariqat, dan ma'rifat.[9]
Masjid di Jawa biasanya dilengkapi dengan bedug dan kentongan sebagai pertanda masuknya waktu sholat yang pada masanya dianggap sebagai sarana yang sangat efektif untuk komunikasi. Sunan Kudus juga punya kebiasaan unik  terkait dengan bedug tersebut, yaitu adanya kegiatan menunggu datangnya bulan suci Ramadhan dengan mengundang para jamaah ke masjid dengan cara menabuh bedug berulang- ulang. Setelah jamaah berkumpul di masjid, barulah Sunan Kudus mengumumkan kapan persisnya hari pertama puasa. Tidak hanya di Kudus ciri-ciri bangunan tersebut banyak kita jumpai di bangunan masjid Jawa kuno, seperti masjid Demak, masjid Giri, masjid yang terletak di dekat makam raja Kuta Gede dan Imogiri dan hampir semua masjid yang terletak di Jawa.

2.      Interrelasi nilai Jawa dan Islam pada arsitektur makam
Interrelasi nilai Jawa dan Islam pada arsitektur makam ditunjukkan adanya makam atau kuburan yang sering kita jumpai terletak di belakang atau di samping masjid.Meraka yang di makamkan disana merupakan makam sesepuh pendiri kota, desa dan lain sebagainya. Contohnya di masjid al-aqsa Kudus terdapat makam Sunan Kudus.Makam merupakan salah satu tempat yang dianggap sakral, bahkan cenderung dikeramatkan.Dilihat dari corak arsitekturnya terdapat beberapa bentuk. Ada yang sederhana dengan hanya ditandai batu nisan seperti makam Fatimah binti Maimun, atau makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik. Ada pula yang dibericungkup dan hiasan- hiasan beserta kelambu seperti makam Sunan Kudus, Raden Patah, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan lain- lain.[10]       
Penempatan makam itu ada yang menyatu dengan masjid, ada juga yang ditempatkan ditempat yang lebih tingggi seperti makam Sunan Muria, makam yang ditempatkan di puncak bukit adalah komplek neoporole raja-raja Mataram di Imogiri, Astana GiribangunMangadeg di Matesih.Kondisi ini menyerupai bangunan pura yang di dalamnya terdapat abu pembakaran mayat yang diletakkan pada tempat tinggi pada tradisi Hindu. Bangunan makam sunan Kudus yang arealnya dikelilingi bangunan yang berlapis-lapis mengingatkan kita pada bentuk bangunan  kedhaton pada keraton jaman kerajaan Hindu dan lawangkorinya.. Sesuai dengan hadits Nabi yaitu:

a.       Kuburan lebih baik ditinggikan dari tanah sekitar agar mudah diketahui (HR. Baihaqi),
b.      Membuat tanda kubur dengan batu atau benda lain pada bagian kepala (HR. Abu Daud),
c.       Dilarang menembok kubur (HR. At-Tirmidzi dan Muslim),
d.      Dilarang membuat tulisan di atas kubur (HR. an-Nasai),
e.       Dilarang membuat bangunan di atas kubur (HR.Ahmad dan Muslim),
f.       Dilarang menjadikan kuburan sebagai masjid (HR. Bukhari dan Muslim) .
Hadist-hadist tersebut tentunya harus dipandang sebagai kaidah normatif Islam, sedangkan dalam realitas makam Islam di Jawa, kaidah tersebut ada yang tidak diberlakukan.[11]
Kemudian adanya candi pada beberapa Makam di Jawa menunjukkan adanya bukti interrelasi budaya Jawa dan Islam dalam arsitektur makam. Dalam Jawa juga mengenal penggunaan istilah pesarean (tempat tidur panjang).Dalam tradisi pra- Islam hampir tidak mengakui kematian.Kematian sering disamarkan atau ditafsirkan dengan "kembali ke alam Dewa", "Sirna", dan sebagainya.Hal ini mengakibatkan makam tidak dianggap sebagai kubur sebagaimana konsep Islam, tapi sebagai tempat "tidur panjang" (pesarean), astanaatau tempat ketenangan (kasunyatan).

3.      Interrelasi nilai Jawa dan Islam pada arsitektur tata ruang kota
Interrelasi nilai Jawa dan islam pada arsitektur juga terdapat pada tata ruang kota atau wilayah. Sejak Islam memiliki sebuah wilayah, maka sebenarnya sejak itu umat Islam telah memulai untuk memiliki kemampuan dalam menata kota dengan perangkat bangunan yang menjadi kepentingannya. Sebagai sebuah kerajaan Islam di Jawa, Mataram yang merupakan kelanjutan dari pengusaha kerajaan Hindu  Majapahit . kerajaan tersebut memiliki tata bangunan kota yang sangat dipengaruhi oleh nilai lokal yang telah ada serta tata nilai baru yang dibawa oleh Islam.
Keraton merupakan pusat jagat raya.Pola pengaturan bangunan di dalam keraton tidak terlepas dari usaha raja untuk menyelaraskan kehidupan warga masyarakat atau komunitas keraton dengan jagat raya itu.Dengan demikian bangunan itu merupakan lambang yang penuh arti. Pengaturan bangunan dilakukan dengan pola tengah, yang berarti pusat, sakral, dan magis, diapit oleh dua lainnya, yang terletak di depan dan belakangnya atau kanan kirinya. Pengapitan itu dapat berjumlah empat atau delapan yang ditempatkan sesuai dengan arah mata angin.
Oleh karenanya tata ruang kota di Jawa pasca kerajaan Hindu Jawa menggunakan konsep tata ruang yang berlandaskan pada filosofi Jawa yang muatan isinya memakai konsep Islam. Hal tersebut terlihat dengan penggunaan konsep mancapat dalam tata ruang desa-desa di Jawa, tetapi unsur-unsur mancapatnya dengan nilai ajaran Islam, yaitu dengan menempatkan keraton, masjid, pasar dan penjara dalam satu komunitas bangunan yang berpusat pada alun-alun. Penataan semacam ini sering kali kita jumpai di daerah Jawa seperti keraton Yogyakarta, Keraton Solo,dan lain-lain. Yaitu alun-alun didepannya, dan masjid di sebelah Barat.
Konsep tata ruang seperti ini mengingatkan kepada penguasa atau  adipati atau raja serta rakyat bahwa rakyat harus taat kepada ulilamri dan ulilamri harus taat kepada Allah serta pemegang amanat Allah SWT. Dan keduanya harus sama-sama mengabdi dan beribadah kepada Allah dengan melakukan sholat siapapun yang berhianat dan berbuat jahat akan diadili ditengah alun-alun dan akan masuk ke dalam penjara dunia sebagai gambaran penjara neraka di akhirat atas balasan bagi orang yang jahat. Sedangkan munculnya pasar adalah sebagai penyeimbang kehidupan manusia sebagai konsep Islam, yaitu “carilah kebahagiaan di dunia dan di akhirat, serta berusahalah kamu seakan-akan kamu akan hidup di dunia selamanya dan beribadahlah kamu seakan-akan engkau akan mati esok hari. “
Kecuali itu ciri khas jalan-jalan yang membelah dari pusat alun-alaun dan perkampungan yang dihuni oleh komunitas orang santri yang disebut kauman telah menjadi ciri khas tata kota di Jawa. Bentuk arsitektur tata kota yang lain dapat kita lihat pada bangunan Tamansari dan hiasan-hiasan pada keraton seperti pada bangunan keraton Yogya yang memiliki hiasan kaligrafi atau huruf-huruf arab, gapura masjid dan benteng.[12]




















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan tentang Interrelasi Nilai Islam dan Jawa pada Aspek Arsitektur dapat kita simpulkan bahwa:
1.      Sejarah arsitektur Islam berawal dari pembangunan masjid Quba pada masa Rasulullah sebagai  masjid pertama. Sementara itu, sebelum Islam masuk di Jawa, masyarakat Jawa telah memiliki kemampuan dalam melahirkan karya seni arsitektur. Oleh karena itu, ketika Islam masuk di Jawa, arsitektur Jawa tidak dapat dinafikan oleh Islam. Jadi, agar Islam dapat diterima sebagai agama orang Jawa, maka simbol-simbol Islam hadir dalam bingkai budaya dan konsep Jawa, sebagai hasil berasimilasinya dua kebudayaan.
2.      Macam-macam arsitektur Jawa Islam yaitu masjid, bentuk rumah adat, makam, dan tata kota Islam.
3.      Intrrelasi Nilai Jawa dan Islam pada Aspek Arsitektur itu ada 3, meliputi:
Intrrelasi Nilai Jawa dan Islam pada Aspek ArsitekturM
asjid :
a.       Adanya menara yang mirip denganmeru pada bangunan hindu.
b.      Adanya lawang kembar, pintu gapura dan pagar bercorak Hindu
c.       Penggunaan bentuk atas bertingkat/ tumpang dan pondasi persegi
d.      Adanya pawastren
e.       Adanya bedug dan kentongan
Intrrelasi Nilai Jawa dan Islam pada Aspek ArsitekturMakam :
a.       Penggunaan penanda pada makam seperti batu nisan dan ada pula yang diberi cungkup.
b.      Ditempatkannya makam di tempat yang tinggi.
c.       Adanya bangunan berlapis di sekeliling makam
d.      Adanya candi pada beberapa Makam di Jawa
e.       Penggunaan istilah pesarean (tempat tidur panjang)
Intrrelasi Nilai Jawa dan Islam pada Aspek ArsitekturTata Kota :
a.      Biasanya terdapat alun-alun yang menjadi pusat keramaian kota
b.     Di dekat alun-alun terdapat bangunan Masjid besar
c.      Terdapat pula Pendopo yang menjadi pusat pemerintahan
d.     Tidak jauh dari alun-alun, terdapat pasar yang menjadi pusat perdagangan
B.     Kritik dan Saran
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat menambah wawasan bagi pembaca. Kritik dan saran sangat membantu penulis dalam membuat karya selanjutnya,karena penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.














BIODATA PEMAKALAH

1.      Nama                           :M. Ismail Kurniawan
Nim                             :123611023    
Jurusan/Prodi              :Pendidikan Fisika
TTL                             :Kudus,20 April 1994
Riwayat Pendidikan   :MI Al Manaar Burikan Kudus
                                     MTs Ma’ahid Kudus
                                     MA Ma’ahid Kudus
Alamat                                    :Jl. Masjid No. 176 Rt. 4 Rw. V Ds. Burikan , Kec. Kota , Kudus
No.Telpon                   :089 610 223 113
Email                           :alik.qudus@gmail.com

2.      Nama                           : Dewi Aisyah
Nim                             :133611003
Jurusan/Prodi              :pendidikan fisika
TTL                             :pekalongan, 04 januari 1995
Riwayat Pendidikan   :TK Hidayatul Athfal
                                    MII Banyurip Alit 01
                                    MTS s Hidayatul Athfal
                                    MAS Simbangkulon
Alamat                                    :Banyurip Alit GG 05 RT/RW 04/01 Pekalongan
 Selatan
No.Telpon                   :085701225302
Email                           :dewiaisyah175@yahoo.co.id

3.      Nama                           : Zakiyyatul Miskiyyah
Nim                             : 133611075
Jurusan/Prodi              : Pendidikan Fisika
TTL                             : Kudus, 06 Juli 1995
Riwayat Pendidikan   : TK. Cahaya Kudus
                                      SD NU Tanwirul Qulub Kudus
                                      MTs. NU Mu’allimat Kudus
                                      MA NU Mu’allimat Kudus
Alamat                         : Desa Rejosari RT 04 RW 06 Dawe Kudus 59353
No.Telpon                   : 085640408730
Email                           : zakiyyatulmiskiyyah46.xiipa@gmail.com




[1]Drs.AbdulRochym, 1983,Sejarah Arsitektur Islam,Bandung:Angkasa,hlm.26.
[2]Drs.AbdulRochym, ibit,hlm 32.
[3] Mohammad E Ayub,2007,Manejmen Masjid,Jakarta:Gemalnsani,hlm.7.
[4]SoerotoMyrtha,Pustaka Budaya & Arsitektur Jawa, Yogyakarta:MYRTLE Publishing,2011,hlm.63
[5]SoerotoMyrtha,Pustaka Budaya & Arsitektur Jawa,hlm.64-65
[6]M.DaroriAmin,Islam dan Kebudayaan Jawa,Yogyakarta:Gama Media dan IAIN PPIBJ IAIN Walisongo,hlm 164.
[7]M.DaroriAmin,Islam dan Kebudayaan Jawa,hlm.197.
[8] M. RikzaChamami, dkk. ,Diktat Kuliah Islam dan Kebudayaan Jawa. :Semarang :UIN Walisongo, 2015, Hlm. 129-130.
[9] M. RikzaChamami, dkk. , Diktat Kuliah Islam dan Kebudayaan Jawa , hlm.130.
[10] M. RikzaChamami, dkk., Diktat Kuliah Islam dan Kebudayaan Jawa,hlm. 131-132.
[11] H. Abdul Jamil,dkk.,Islam dan Budaya Jawa,Yogyakarta:Gama Media,2000.hlm.195.
[12]  Abdul Jamil,dkk., Islam dan Budaya Jawa ,hlm.196-198.









DAFTAR PUSAKA

Rochym,Abdul. Sejarah Arsitektur Islam. Bandung: Angkasa. 1983
Jamil,Abdul dkk. Islam dan Budaya Jawa. Yogyakarta:Gama Media. 2000.
M. Rikza Chamami, dkk. Diktat Kuliah Islam dan Kebudayaan Jawa. Semarang: UIN
Walisongo. 2015.
Amin,M. Darori. Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media dan IAIN PPIBJ IAIN
Walisongo.
Myrtha, Soeroto,Pustaka Budaya & Arsitektur Jawa, Yogyakarta:MYRTLE Publishing.2011.

Senin, 19 Mei 2014

Inspirasi Kita untuk Semua: BISNIS ONLINE.. BURUAN GABUNG...??!!

Inspirasi Kita untuk Semua: BISNIS ONLINE.. BURUAN GABUNG...??!!: Bingung Mencari Peluang Bisnis Yang Benar2 Menghasilkan? Kini telah hadir sebuah Peluang Bisnis Dahsyat Yang sangat cocok bagi Anda yang...

Inspirasi Kita untuk Semua: BISNIS ONLINE.. BURUAN GABUNG...??!!

Inspirasi Kita untuk Semua: BISNIS ONLINE.. BURUAN GABUNG...??!!: Bingung Mencari Peluang Bisnis Yang Benar2 Menghasilkan? Kini telah hadir sebuah Peluang Bisnis Dahsyat Yang sangat cocok bagi Anda yang...

Inspirasi Kita untuk Semua: Inspirasi Kita untuk Semua: Informasi Pendaftaran...

Inspirasi Kita untuk Semua: Inspirasi Kita untuk Semua: Informasi Pendaftaran...: Inspirasi Kita untuk Semua: Informasi Pendaftaran Perguruan Tinggi Agama Nege...

BISNIS ONLINE.. BURUAN GABUNG...??!!

Bingung Mencari Peluang Bisnis Yang Benar2 Menghasilkan?

Kini telah hadir sebuah Peluang Bisnis Dahsyat
Yang sangat cocok bagi Anda yang :

- Tidak punya waktu untuk bekerja diluar jam kantor!
- Tidak punya bakat untuk jualan/presentasi secara OFFLINE!
- Ingin bisa bisnis TANPA meninggalkan keluarga DIRUMAH!
- Ingin bisnis dengan produk UNIK dan dibutuhkan semua orang!
- Ingin mengendalikan bisnis dimanapun dan kapanpun
  selama ada koneksi internet!
- Ingin memanfaatkan internet untuk melipatgandakan penghasilan!

Bergabunglah bersama VSI dengan Founder Ustadz Yusuf Mansur
Dijamin Barokah, Info Selengkapnya Silahkan Klik :

http://leadervsi.com/yaya

Terimakasih,

Best Regards
Zakiyyatul Miskiyyah
zakiyyatulmiskiyyah46.xiipa@gmail.com
085640408730
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZ76v5TgK_JwPko9xr6St6yT89kwLpYZlDzwSoIVpx6qtb5jsAGJmOLtLuLm8bButKI42KFAzky9sIJuxsI6N6RsX_vLFAG6Jqr-E4b_4rraRGb1C_a09suqLnXWyBX5W5IA3uIv2lZLkk/s1600/cursorblue.png